Dukungan
Sosial Keluarga terhadap Perkembangan Mental Individu
Menurut kamus psikologi I,
mental dalam arti khusus adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius
sifatnya yang mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, perkembangan mental individu adalah perubahan
kemampuan seorang individu dalam menyesuaikan diri. Perkembangan mental
individu dimulai dari masa balita, anak-anak, remaja hingga akhirnya dewasa
dimana seorang individu dianggap sudah dapat memposisikan dirinya sesuai dengan
sifat dan lingkungannya. Pada masa balita, seorang individu mulai mencari tahu
tentang lingkungannya. Kemudian, pada masa anak-anak, individu mulai mempelajari
lingkungannya. Pada masa ini, individu mulai mempelajari nilai dan norma yang
berlaku di lingkungannya. Selanjutnya, masa remaja adalah masa dimana seorang
individu mulai belajar mengambil sikap terhadap setiap hal yang berada dalam
lingkungannya. Pada masa ini, biasanya seorang individu mulai belajar
beradaptasi dengan lingkungan lain selain keluarga, sehingga peran keluarga
mulai berkurang. Terakhir, masa dewasa, masa dimana mental seorang individu
dianggap sudah ‘matang’. Pada masa ini, seorang individu dianggap sudah dapat
mengambil sikap yang benar terhadap masalah yang dihadapi.
Dukungan keluarga adalah sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga
dipandang sebagai bagian yang tidak terpusahkan dalam lingkungan keluarga.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).
Perkembangan mental
individu tidak terlepas dari faktor lingkungannya. Keluarga, sebagai lingkungan
pertama yang dikenal individu merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi
perkembangan mental seorang individu, terutama saat individu berada di masa
balita dan anak-anak. Hal ini disebabkan mayoritas waktu pada masa ini
dihabiskan bersama keluarga. Peran keluarga dalam memberikan dukungan sosial
terhadap individu di masa perkembangan mentalnya sangat besar dan akan
memberikan pengaruh jangka panjang hingga individu tersebut dewasa. Misalnya,
seorang individu yang pada masa anak-anaknya merasa ditelantarkan oleh orang
tuanya cenderung tumbuh sebagai pribadi yang tertutup dan tidak peduli dengan
lingkungannya. Hal ini dikarenakan individu tersebut merasa tidak dipedulikan
oleh orang tuanya sehingga ia akan kesulitan untuk mempercayai orang lain.
Selain itu, dukungan sosial
dari keluarga juga akan membentuk sifat yang melandasi sikap dari seorang
individu. Misalnya, seorang individu yang pada masa anak-anaknya menerima
dukungan dalam bentuk motivasi diri dari keluarganya. Saat dewasa, dalam mental
individu tersebut akan terbentuk rasa percaya diri dan menghargai orang lain. Ia
akan menghargai dan memotivasi orang yang kurang memiliki rasa percaya diri.
Cohen, Mermelstein, Kamarck
dan Hoberman (1985) menyimpulkan empat bentuk dukungan sosial yang berpengaruh
terhadap respon individu pada kondisi yang menekan yaitu:
1. Dukungan praktis (tangible support) atau
bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan
kegiatan sehari-hari maupun bantuan secara finansial. Keluarga merupakan sebuah
sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya : bantuan langsung dari
orang yang diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Manfaat dukungan ini
adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang menurun selain
itu individu merasa bahwa masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan
terhadap seseorang yang sedang mengalami kesusahan atau penderitaan (Friedman,
1998).
2. Dukungan informasi (appraisal support) atau suatu
bentuk bantuan yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan
dengan lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan
guna menghadapi kejadian tersebut. Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan
diseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan
suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor
karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus
pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasihat, usulan, saran,
petunjuk dan pemberian informasi (Friedman 1998)
3. Dukungan harga diri (self esteem) atau suatu bentuk
bantuan dimana individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila
dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu
merasa sejajar dengan orang lain seusianya. Keluarga bertindak sebagai sebuah
bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber
validator identitas anggota keluarga, diantaranya : memberikan support,
pengakuan, penghargaan dan perhatian (Friedman, 1998).
4. Dukungan belonging, suatu bentuk bantuan dimana
individu tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin
melakukan suatu kegiatan bersama dengan orang lain. Keluarga sebagai sebuah
tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosional
menjamin nilai-nilai individu (baik pria maupun wanita) akan selalu terjaga
kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan
emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya
kepercayaan, perhatian dan mendengarkan serta didengarkan (Friedman, 1998).
Pada hakekatnya keluarga diharapkan
mampu berfungsi untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta
dan kasih saying antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi
yang merupakan dasar keluarga yang harmonis (Soetjiningsih, 1995). Hubungan
kasih sayang dalam kelaurga merupakan suatu rumah tangga yang bahagia. Dalam
kehidupan yang diwarnai oleh rasa kasih sayang maka semua pihak dituntut agar
memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling tolong menolong, kejujuran, saling
mempercayai, saling membina pengertian dan damai dalam rumah tangga
(Soetjiningsih, 1995).
Pola keluarga tradisional pada saat
ini dimana suami sebagai pencaria nafkah, sedangkan istri yang mengurus rumah
tangga dan anak- anak, sudah banyak berubah. Pada saat ini banyak istri yang
bekerja, disamping bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga juga untuk
mengembangkan kariernya. Hal ini akan menyebabkan tanggung jawab istri menjadi
sangat berat baik fisik maupun mental, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan
cara suami ikut membantu dengan penuh kesadaran untuk ikut serta mengatasi
tugas istri (Soetjiningsih, 1995).
Fungsi dukungan keluarga
Caplan (1964) dalam Friedman (1998) menjelaskan
bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu:
1.
Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah
kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan
tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan
suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu
stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang
khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,
saran, petunjuk dan pemberian informasi.
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang
dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang,
makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu
dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan
instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap
dapat dikontrol.
2.
Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah
bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai
sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan
support, penghargaan, perhatian.
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan informasi,
saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi
seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah
dengan mudah.
3.
Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber
pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal
kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
4.
Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga
individu dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting
dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
5.
Sumber dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga mengacu kepada
dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat
diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan,
tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial
keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dari
suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga
eksternal (Friedman, 1998).
Manfaat Dukungan
Keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah
proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial
berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam
semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998).
Wills (1985) dalam Friedman (1998) menyimpulkan
bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari
stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung
mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya
efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan
kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan
dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas,
lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik
dan kesehatan emosi (Ryan dan Austin dalam Friedman, 1998).
Faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga
Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam
Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa
keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-
pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima
lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu,
dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia.
Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa
merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris
dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi
disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat
pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis
dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada
lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah
mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada
orang tua dengan kelas sosial bawah.
Sumber:
TUGAS ILMU SOSIAL DASAR (1)
NAMA: Novi Amanda Igasenja
KELAS: 2ID01
NPM: 364 13 516
NAMA: Novi Amanda Igasenja
KELAS: 2ID01
NPM: 364 13 516
Tidak ada komentar:
Posting Komentar